1.7 ANOA
Anoa adalah satwa
endemik pulau Sulawesi, Indonesia. Anoa juga menjadi fauna identitas
provinsi Sulawesi Tenggara. Satwa langka dan dilindungi ini terdiri atas
dua spesies (jenis) yaitu: anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis).
Kedua satwa ini tinggal dalam hutan yang jarang dijamah manusia. Kedua
spesies anoa tersebut hanya dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia.
Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan
hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan
dagingnya.
Baik Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) maupun Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) sejak tahun 1986 oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam binatang dengan status konservasi “Terancam Punah” (Endangered; EN) atau tiga tingkat di bawah status “Punah”.
Secara umum, anoa mempunyai warna
kulit mirip kerbau, tanduknya lurus ke belakang serta meruncing dan agak
memipih. Hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila menjumpai
musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa atau
apabila terpaksa akan melawan dengan menggunakan tanduknya.
1.8 BEKANTAN
Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis kera berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal kera Nasalis.
Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari kera lainnya adalah hidung. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan olehseleksi alam .
Kera betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai
pasangannya. panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan
Bekantan jantan berukuran lebih
besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75cm dengan berat mencapai
24kg. Kera betina berukuran 60cm dengan berat 12kg. Spesies ini juga
memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan mengkonsumsi
makanannya. Selain buah-buahan dan biji-bijian, bekantan memakan aneka
daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna. Ini
mengakibatkan efek samping yang membuat perut bekantan jadi membuncit.
Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa
danhutan pantai di pulauKalimantan. Spesies ini menghabiskan sebagian
waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah
antara 10 sampai 32 kera. Bekantan juga dapat berenang dengan baik,
kadang-kadang terlihat berenang dari satu pulau ke pulau lain.
Bekantan merupakan maskotfauna provinsi Kalimantan Selatan.
Berdasarkan dari hilangnya habitat
hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta sangat
terbatasnya daerah dan populasi habitatnya, bekantan dievaluasikan
sebagai Terancam Punah di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan
dalam CITES Appendix I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar